Setelah 4 Tahun Tanpa Qurban, Tangis Haru Warnai Idul Adha di Desa Gamu

SALAM-ONLINE.COM: “Terakhir kali kami menyaksikan qurban itu tahun 2021,” kata Jefri, warga Desa Gamu, dengan mata berbinar. “Alhamdulillah, senang sekali tahun ini akhirnya bisa merasakan lagi nikmatnya daging qurban.”

Empat tahun, waktu yang sangat lama bagi masyarakat terpencil di Nias untuk mencecap kembali daging qurban. Idul Adha sebatas sholat dan sunyi. Tak ada riuh anak-anak menonton sapi disembelih, tak ada bau khas daging qurban yang dimasak di dapur-dapur rumah. Empat tahun tak ada satu pun hewan qurban yang hadir di desa ini, tak ada perayaan, tak ada gotong royong, tak ada kepulan asap aroma daging yang biasanya menyatu dengan hari raya.

“Faktor ekonomi menjadi kendala utama bagi muslim minoritas seperti kami.” tutur Jefri. Wilayah pegunungan, akses jalan yang sulit dan jauhnya dari perkotaan menjadi kendala lain pelaksanaan ibadah qurban.

Tahun ini Idul Adha mereka tak lagi sunyi. Riuh rendah suara masyarakat terdengar seiring putaran roda becak motor yang memasuki desa Gamu, mengangkut 8 ekor domba yang sudah di sembelih.

“Dari mana asalnya hewan kurban ini?” demikian kiranya pertanyaan yang terpancar dari mata-mata mereka. Segera, nama Laznas Dewan Dakwah bergaung di seantero Gamu, disertai suara takbir dan untaian terima kasih.

Baca Juga

Masyarakat lekas mengeksekusi domba-domba itu. Mereka bahu membahu mencacah daging, lalu membaginya secara merata kepada 71 Kepala Keluarga Muslim di desa tersebut.

“Masya Allah, saya dapat kiriman foto dari Desa Gamu,” cerita Ustadz Syukron, Da’i yang berdakwah di Pulau Nias. “Warga berkumpul, bahagia sekali. Sudah lama mereka tidak merasakan momen qurban. Dari proses mencacah hingga membagi daging, semuanya dilakukan dengan penuh suka cita.”

Di balik senyuman dan semangat gotong royong itu, tersimpan rasa syukur yang dalam. Bukan hanya karena daging qurban yang akhirnya mereka nikmati, akhirnya mereka dapat kembali merasakan hangatnya kebersamaan dan kasih sayang dari sesama saudara seiman yang tak pernah melupakan mereka. Meski tinggal di pelosok yang jauh dari gemerlap kota. []

Baca Juga