Media Penjajah: Trump Isyaratkan Perubahan Rezim di Iran

SALAM-ONLINE.COM: Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kemungkinan perubahan rezim di Iran. Isyarat itu dilontarkan kurang dari sehari setelah serangan militer AS berskala besar terhadap fasilitas nuklir negara itu.
“Tidaklah tepat secara politis untuk menggunakan istilah, ‘Perubahan Rezim’, tetapi jika Rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak akan ada perubahan Rezim??? MIGA!!!” tulis Trump di truth social, seperti dikutip media “Israel” (penjajah), Yedioth Ahronoth, Senin (23/6/2025).
Pesan tersebut menyusul apa yang disebut Trump sebagai “keberhasilan militer yang spektakuler” — serangkaian serangan terkoordinasi terhadap tiga lokasi nuklir Iran yang paling dijaga ketat: Fordow, Natanz dan Isfahan. Pesawat pengebom B-2 AS menjatuhkan amunisi “penghancur bunker”. Sementara rudal Tomahawk diluncurkan dari kapal selam, yang menargetkan fasilitas yang diyakini menjadi pusat program pengayaan nuklir Iran.
Pentagon mengonfirmasi bahwa pesawat pengebom B-2 telah kembali dengan selamat ke Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri. Trump mencatat kedatangan mereka dalam unggahan lanjutan, dengan menulis, “Pilot B-2 yang HEBAT baru saja mendarat dengan selamat di Missouri. Terima kasih atas pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik!!!”
Sementara Trump tidak secara resmi mendukung perubahan rezim dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu (21/6) malam. Unggahannya di Truth Social kembali memicu spekulasi mengenai tujuan akhir pemerintahannya. Pernyataan tersebut mengisyaratkan pergeseran ke arah sikap yang lebih konfrontatif dengan Teheran, yang mengingatkan pada retorika awal tahun 2000-an yang mendahului intervensi militer AS di masa lalu.
Iran menanggapi dengan mengutuk serangan itu sebagai “kejahatan keji” dan memperingatkan konsekuensi “abadi”, dengan mengatakan jalan menuju diplomasi telah ditutup. Sementara itu, Perdana Menteri (penjajah, red) Benjamin Netanyahu menyambut baik serangan itu dan menyebutnya sebagai “titik balik bersejarah”, seraya menambahkan bahwa keputusan Trump akan “mengubah sejarah”.
Sementara Badan Tenaga Atom Internasional melaporkan bahwa akses terowongan bawah tanah di lokasi nuklir Isfahan rusak dalam serangan tersebut. Sebelum serangan itu, para pejabat mengatakan sebagian besar persediaan uranium yang diperkaya Iran disimpan di bawah tanah di lokasi tersebut.
Sebelumnya, IDF (militer penjajah, red) mengatakan telah melancarkan dua gelombang serangan di Iran bagian barat dan Teheran.
Menurut militer (penjajah) sekitar 20 jet tempur menyerang target militer menggunakan lebih dari 30 amunisi berpemandu, berdasarkan intelijen yang diberikan oleh Direktorat Intelijen Militer.
Kabinet Keamanan (penjajah) akan bersidang pada hari Senin pukul 10 malam di bunker bawah tanah yang aman untuk kedua kalinya sejak meluncurkan Operasi Rising Lion. (ib)