Otoritas Mesir Tahan Lebih 200 Aktivis Peserta Global March to Gaza dari Berbagai Negara

SALAM-ONLINE.COM: Otoritas Mesir telah menahan lebih dari 200 aktivis pro-Palestina di Kairo menjelang konvoi internasional (Global) March to Gaza yang bertujuan menerobos blokade “Israel” di Gaza, kata penyelenggara pada Kamis (12/6/2025).
Ribuan orang yang ikut serta dalam aksi solidaritas Global March to Gaza berencana untuk melakukan perjalanan ke perbatasan Rafah di Mesir dengan wilayah Palestina pada Jumat (14/6) untuk menuntut diperluasnya akses bantuan kemanusiaan.
“Lebih dari 200 peserta ditahan di bandara Kairo atau diinterogasi di hotel-hotel di seluruh Kairo,” kata juru bicara Global March to Gaza, Saif Abukeshek, kepada AFP.
Peserta yang ditahan di antaranya dari Aljazair, Australia, Prancis, Maroko, Belanda, Spanyol dan Amerika Serikat.
“Aparat berpakaian preman memasuki hotel-hotel Kairo pada Rabu (11/6). Mereka membawa daftar nama, menginterogasi aktivis, juga menyita telepon dan menggeledah barang-barang pribadi,” kata Abukeshek.
“Setelah diinterogasi, beberapa orang ditangkap dan yang lainnya dibebaskan.”
“Di bandara Kairo, beberapa tahanan ditahan selama berjam-jam tanpa penjelasan,” ujar Abukeshek, seraya menambahkan yang lainnya dideportasi, tanpa menyebutkan jumlahnya.
“Lebih dari 20 aktivis Prancis yang berencana untuk bergabung dalam konvoi juga ditahan di bandara Kairo selama 18 jam,” lanjutnya.
“Apa yang terjadi benar-benar tidak terduga,” kata Abukeshek.
Rekaman video menunjukkan puluhan orang dengan barang bawaan mereka dijejalkan ke dalam ruang tahanan di bandara.
“Kami terkunci di sini di ruangan ini dengan begitu banyak orang — sekitar 30-40 orang,” kata seorang warga negara Jerman dalam satu video.
“Saya menelepon kedutaan dan mereka memberi tahu saya bahwa orang-orang mereka sedang mencoba mencari tahu,” katanya.
Video lain menunjukkan lebih dari 30 orang di dalam pesawat yang dideportasi dari Kairo meneriakkan: “Dunia bersamamu… Gaza… Gaza!” (dalam bahasa Prancis).
Seorang pelancong Prancis, yang sempat ditahan dan dibebaskan pada Kamis pagi, mengatakan bahwa ia ditahan di sebuah kamar di bandara Kairo bersama sekitar 15 orang lainnya.
Berbicara dengan syarat anonim, ia mengungkapkan melihat sekitar 50 hingga 60 orang dihentikan, termasuk orang tua dan keluarga.
Para peserta dari Yunani mengatakan, puluhan warga negara Yunani termasuk di antara mereka yang ditahan di bandara Kairo. Tetapi kemudian dibebaskan setelah 10 jam ditahan.
Panitia Global March to Gaza mengatakan beberapa orang dibebaskan setelah staf diplomatik tiba di bandara Kairo untuk memberikan “bantuan konsuler kepada para peserta yang ditahan”.
Tekanan
Setelah 20 bulan perang genosida, “Israel” menghadapi tekanan internasional yang meningkat. Tekanan itu antara lain agar penjajah itu mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza — wilayah yang oleh PBB dijuluki sebagai “tempat paling lapar di Bumi”.
“Israel” telah meminta otoritas Mesir untuk mencegah kedatangan jihadis di perbatasan Mesir-“Israel”.
“Kedatangan (jihadis) akan membahayakan keselamatan tentara (“Israel”) dan tidak akan diizinkan,” kata Menteri Pertahanan penjajah, Israel Katz.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan bahwa meskipun mendukung upaya untuk memberikan “tekanan pada Israel”, setiap delegasi asing yang mengunjungi daerah perbatasan harus mendapat persetujuan melalui jalur resmi (pemerintah Mesir).
Konvoi lain dengan nama Soumoud, atau keteguhan (dalam bahasa Arab) dari Tunisia menuju Kairo pada Senin lalu dengan bus dan mobil. Mereka melewati Libya dan Mesir — yang menurut penyelenggara, mereka belum mendapatkan izin menuju Gaza.
Pemerintah tandingan di Libya timur, yang setia kepada pasukan komandan militer Khalifa Haftar, menyambut baik “inisiatif rakyat yang berani ini”. Tetapi ia menambahkan bahwa konvoi ke perbatasan Gaza tersebut harus mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh Mesir.
Penyelenggara Global March to Gaza, yang berkoordinasi dengan Soumoud, mengatakan, sekitar 4.000 peserta yang berasal lebih dari 40 negara akan mengambil bagian dalam Global March to Gaza pada Jumat (14/6). Dikatakan, peserta konvoi tersebut sudah banyak yang tiba.
Menurut rencana, para peserta akan melakukan perjalanan dengan bus ke kota El-Arish di Semenanjung Sinai yang dijaga ketat sebelum berjalan sejauh 50 kilometer (30 mil) menuju perbatasan Gaza.
Mereka kemudian akan berkemah di sana sebelum kembali ke Kairo pada tanggal 19 Juni.
Abukeshek mengatakan bahwa penyelenggara telah mengajukan beberapa permintaan kepada otoritas Mesir, tetapi panitia belum mendapatkan respons.
“Kami akan terus melanjutkan konvoi meskipun apa yang terjadi. Karena jumlah peserta saat ini di Mesir dan mereka yang diharapkan akan datang sudah cukup untuk menyelenggarakan aksi ini,” katanya. (mus)