Otoritas Gaza Siap Amankan konvoi Bantuan untuk keluarga Palestina yang Kelaparan

Pendistribusian makanan di Gaza

SALAM-ONLINE.COM: Pihak berwenang di Jalur Gaza menegaskan kesiapannya untuk mengamankan konvoi bantuan kemanusiaan dan memastikan sampainya pengiriman bantuan kepada keluarga yang kelaparan, demikian disampaikan pejabat otoritas di Gaza, Sabtu (7/6/2025). Ia menekankan komitmen untuk melindungi bantuan dari pencurian atau kekacauan, sesuai protokol PBB.

Kantor Media Gaza yang dikutip Anadolu, Ahad (8/6) menekankan bahwa pemerintah, berkoordinasi dengan masyarakat setempat, termasuk keluarga dan klan, “dapat secara efisien memfasilitasi upaya bantuan meskipun ada serangan berulang yang menewaskan 750 petugas polisi yang bertugas mengamankan bantuan dan ribuan pekerja pemerintah dan kota”.

Sebuah pernyataan mendesak penduduk untuk secara aktif melindungi konvoi bantuan, mencegah serangan atau pengalihan untuk memastikan pasokan bantuan sampai ke keluarga yang mengungsi dan mengatasi kelaparan yang paling terdampak oleh perang.

Ini menegaskan kembali peran PBB sebagai badan internasional yang sah dengan pengalaman puluhan tahun melayani pengungsi Palestina dan melindungi hak-hak mereka.

Kantor media itu juga mengutuk inisiatif bantuan yang sebelumnya dikelola “Israel” dan AS yang diawasi oleh militer penjajah itu sebagai “kegagalan besar”.

Kantor media itu mengkritik proyek-proyek tersebut karena kurangnya transparansi, melanggar standar keadilan dan martabat, dan berfungsi sebagai alat propaganda yang memperdalam krisis, alih-alih memenuhi kebutuhan warga sipil.

Yayasan Kemanusiaan Gaza mengatakan pada Jumat (6/6) bahwa mereka menghentikan operasi tanpa batas waktu dan mendesak penduduk untuk menjauh demi keselamatan mereka.

Baca Juga

Pada 27 Mei lalu, “Israel” mulai menerapkan rencana kontroversial untuk mendistribusikan bantuan melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza, melewati pengawasan PBB. Warga Palestina mengecam tindakan tersebut sebagai taktik pemaksaan untuk memaksa pengungsian dari Gaza utara ke selatan.

Jumlah warga Palestina yang terbunuh akibat tembakan “Israel” saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan di bawah sistem baru yang kontroversial sejak 27 Mei itu telah meningkat menjadi 115 orang. Lebih dari 580 orang terluka dan sembilan orang hilang.

Sejak 2 Maret, “Israel” telah menutup penyeberangan/perbatasan, menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan penting lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza.

“Israel” juga menolak seruan internasional untuk gencatan senjata. Pasukan penjajah itu telah melancarkan serangan dahsyat di Gaza sejak Oktober 2023, menyebabkan korban jiwa hampir 54.800 warga Palestina. Sebagian besar dari mereka yang terbunuh adalah wanita dan anak-anak. Badan-badan bantuan telah memperingatkan tentang risiko kelaparan di antara lebih dari 2 juta penduduk di daerah kantong itu.

November 2024 lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

“Israel” juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas kejahatan perangnya terhadap warga sipil di daerah kantong itu. (mus)

Baca Juga