Media ‘Israel’ Ungkap Rekayasa Netanyahu Pilih ‘Perusahaan’ tak Dikenal untuk Salurkan Bantuan Gaza

SALAM-ONLINE.COM: Penjahat perang Benjamin Netanyahu diberitakan memilih perusahaan “tidak dikenal” dan “tidak berpengalaman” untuk mendistribusikan bantuan makanan di Jalur Gaza tanpa sepengetahuan militer penjajah itu, kata media “Israel”, Haaretz, Ahad (25/5/2025).
Menurut Haaretz, tim yang dekat dengan Netanyahu, dipimpin Sekretaris Militer Netanyahu, Roman Gofman, merekayasa SRS sebagai” perusahaan AS” untuk mengoordinasikan pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza “tanpa tender dan prosedur yang tepat.”
Menurut surat kabar itu, pengusaha “Israel” dan perwira cadangan pendukung “perusahaan AS” tersebut tidak berpengalaman dalam distribusi bantuan kemanusiaan.
Tidak ada tanggapan dari kantor Netanyahu tentang laporan tersebut.
Awal bulan ini, Kabinet Keamanan “Israel” menyetujui rencana pengiriman bantuan untuk warga Palestina di Gaza melalui kontraktor keamanan swasta AS berdasarkan penyerahan kotak bantuan kepada individu.
Menteri Pertahanan “Israel”, Israel Katz, juga mengatakan pada tanggal 18 Mei lalu bahwa “Israel” berkoordinasi dengan sebuah “perusahaan AS ” untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan (makanan) di Gaza. Menurutnya, distribusi bantuan tersebut dapat dimulai pada tanggal 24 Mei.
Yayasan Kemanusiaan Gaza yang didukung AS sebelumnya mengonfirmasi bahwa mereka akan mendirikan empat pusat untuk distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza dalam beberapa hari mendatang.
Menurut Radio Angkatan Darat penjajah, tentara “Israel” mau mengubah Gaza utara menjadi daerah yang tidak berpenghuni dengan membangun empat pusat distribusi bantuan makanan melalui “perusahaan-perusahaan AS”.
Namun, rencana penjajah tersebut telah ditolak oleh PBB dan puluhan kelompok bantuan internasional. Alasannya, rencana tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan, tidak dapat dilaksanakan secara logistik, dan dapat membahayakan warga sipil dan staf Palestina.
Menurut data Bank Dunia, hampir 2,4 juta orang di Gaza hidup sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Tentara penjajah telah melakukan serangan brutal terhadap Gaza sejak Oktober 2023, membunuh hampir 53.900 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak. “Israel” menolak seruan internasional untuk gencatan senjata
November 2024 lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk gembong penjajah Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
“Israel” juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait perang genosidanya di daerah kantong tersebut. (is)